Pentingnya Edukasi dalam Masyarakat

Berita Terkait

• Sekolah Lansia Qoryah Thoyyibah0
• Alokasi Dana Rembug Stunting. 0
• Kemisikinan Penyebab Stunting.0
• Penyuluh Muda menjadi Pembawa Acara.0
• Pentingnya Pencegahan Stunting0
• Foto Bersama Narasumber dan Peserta Rapat Koordinasi dan Evaluasi Kinerja Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat kabupaten.0
• Technical Assistance Pimpin Doa.0
• Ulasan Technical Assistance.0
• Kiat TPPS Desa Langsung Gerak.0
• Monitoring dan Evaluasi Tim Pendamping Keluarga.0

Berita Populer

• FDS MODUL PENDIDIKAN DAN PENGASUHAN ANAK SESI 4 MEMBANTU SUKSES ANAK DI SEKOLAH
• Besarnya Peran Kader KB Dalam Mensukseskan Program Bangga Kencana.
• Intensifikasi Program KB : Pertemuan Kelompok kerja (pokja) Kampung KB.
• Intensifikasi Program KB : Penyuluhan Pasangan Usia Subur (PUS) Miskin Tingkat Kecamatan.
• Intensifikasi Program KB : Pembinaan Kader IMP
• Intensifikasi Program KB : Pembinaan Rutin PPKBD dan Sub PPKBD
• Kabupaten Purworejo ikuti Duta Genre Tingkat Provinsi, BKKBN Berharap Pemenang Jadi Role Mode Remaja.
• Mempertajam Peran Lini Lapangan
• Sebuah Fenomena : Bayi Dibuang
• Intensifikasi Program KB : Safari KB.

Dinas Sosial Pengendalian Penduduk dan Keluarga berencana (Dinsosdaldukkb) Kabupaten Purworejo mengadakan Rapat koordinasi dan Evaluasi Kinerja Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat kabupaten. Bertempat di rumah makan Ayam goreng Bambu Kuning (ABK). Jl. Brigjend Katamso, Boro. Rabu (10/8/2022).

Pimpinan rapat, PLH Kadinsosdaldukkb kabupaten Purworejo. Narasumber 2  (dua) orang Komisi 4 DPRD kabupaten Purworejo dan 1 (satu) orang dari Banggar DPRD kabupaten Purworejo serta narasumber Bappeda kabupaten Purworejo.

Peserta  dalam Rapat koordinasi dan Evaluasi Kinerja

 Kementerian Agama, Dinas Ketahanan Pangan kab. Purworejo, Dinas Pendidikan, Koordinator lapangan (Korlap) se-kabupaten Purworejo, Bidang Dalduk KS dan Bidang KB Dinsosdaldukkb

Reko Budiyono, narasumber dari DPRD kabupaten Purworejo, mengangkat tema Bagaimana mengedepankan edukasi ke masyarakat.

Bagaimana memberikan edukasi  ke masing masing kelompok sasaran.

Pertama, Perlunya pemetaan wilayah desa. Utamanya desa stunting. Kasus stunting harus diselesaikan. Yang belum harus diberikan edukasi. Pemahaman.

Sifat edukasi bersifat persuasive dan humanis. Pada kasus-kasus penanganan stunting. Bukan edukasi normatif. Apalagi dengan ancaman. Edukasi pada kelompok sasaran. Anak lahir kecil. Baduta. Penyebabnya harus dicari. Disisi lain ada ortu secara financial mampu, tetapi tidak paham akan gizi nutrisi.

Kedua, Edukasi calon pengantin. Ini diberikan tuntas. Bagaimana mempersiapkan rumah tangga. Memahami Sanitasi dan makanan yang dapat mencegah stunting.

Ketiga, Edukasi dalam jalur pendidikan. Sasaran kaum perempuan. Intervensi gizi ke remaja- remaja perlu digencarkan. Kurikulum pendidikan memprioritaskan ke kesehatan remaja putri.

Ke empat. Edukasi ke masyarakat secara tidak langsung. Melibatkan pemerintah desa. Lembaga masyarakat desa dan PKK.